Tanaman
Puring
Nama :
Angela Kurniawati
Joice Paila
Kelas : XII.IA.1
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WAINGAPU
Jalan Majapahit – Waingapu – Sumba Timur
Tahun pelajaran
2012-2013
1.
Definisi Puring
Puring ialah tanaman semak hias yang
berkayu, bentuk daunnya bermacam - macam (lonjong membundar, panjang seperti
pita dsb) dan warnanya merah atau hijau bercak-bercak merah atau kuning.
2.
Macam – Macam
Puring
Secara umum, jenis puring dapat
dibedakan berdasarkan :
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Warna tunggal (monocolor): hijau, kuning, hitam, atau merah.
Misal, puring jengkol yang dominan hitam.Warna ganda (bicolor), yakni kombinasi
dua warna, seperti hijau-kuning, merah-kuning, hitam-kuning, hitam-merah, dan sebagainya.
Misalnya puring tissue, puring air mancur, puring timun, puring telur, puring
tanduk, puring badak, puring kobra, dan puring koi yang warna daunnya hanya
terdiri dari warna hijau-kuning atau merah-kuning. Warna majemuk (multicolor),
puring jenis ini sangat banyak jumlahnya. Satu daun terdiri atas berbagai warna
sehingga tampak colorfull. Contoh puring seperti ini adalah puring sakura,
puring kirana, puring concorde, puring kura, puring walet dll.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
a. Golongan pertama yaitu golongan berdaun lebar, sepert puring
raja dan puring oscar.
b. Golongan kedua adalah golongan puring berdaun sempit,
seperti puring air mancur dan puring Thailand. Kadang-kadang, puring mengalami
mutasi pada bagian batangnya. Sel-sel di ujung batang pecah sehingga bentuk
batang berubah menjadi pipih pada bagian ujungnya. Keadaan mutasi seperti ini
disebut kistata.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Puring Anggur merupakan
puring yang agak jarang ditemukan, bentuk daunnya oval dengan kombinasi warna
merah, coklat, kuning dan hijau. Daya tariknya terletak pada corak batik
dibagian tengah-tengah.
B.
Puring Apel
Ada beberapa jenis puring
Apel, diantaranya adalah puring apel merah Thailand, puring apel washington,
puring apel biasa dan puring ijo yang bentuk daunnya bulat dengan kombinasi
warna hijau kuning.
C.
Puring Bor
Puring ini merupakan
puring yang paling umum dijumpai, daunya yang memiliki banyak corak dan warna,
diantaranya adalah berwarna kuning emas (bor emas), merah, hitam, hijau dan
kuning bentuk daunnya melintir seperti bor.
D.
Puring Cabai
Puring cabai memiliki daun kecil-kecil memanjang dengan
warna merah kombinasi dengan coklat, kuning dan hijau, disebut puring cabai
karena daunnya yang mirip buah cabai.
E.
Puring Cobra
Puring Cobra memiliki daun
panjang dengan bagian tengah daun menyempit, lalu melebar kembali diujungnya,
motif daunnya berbelang-belang dengan warna kuning, hijau dan jingga. Daya
tarik puring ini terletak pada daunnya yang mirip ular cobra.
F.
Puring Dasi
Bentuk puring ini ada yang
panjang dan juga ada yang pendek seperti dasi kupu-kupu, jenis puring ini yang
terkenal adalah puring dasi jojon yang bentuk daunnya lebar dan pendek dengan
warna merah cerah.
Puring emping memiliki
ciri-ciri bentuk daunnya lancip, namun begitu ada juga yang bulat, warna
daunnya didominasi hijau dan kuning.
H.
Puring Jari
Puring jari karena daun
puring ini mirip dengan jari manusia dan warnanya daunnya hijau dan bagian
tepinya kuning.
Ciri-ciri daunnya merah
tua mendekati hitam, namanya diambil dari bentuk daunnya yang bulat dengan
warna daunnya yang sudah tua mirip dengan jengkol.
Puring kerupuk merupakan
puring yang paling banyak memiliki variasi warna, sehingga kelihatan ramai.
Warna daunnya merah dan
bentuknya sempit sedikit berpilin pada ujungnya.
L.
Puring Kura
Disebut puring Kura karena
bentuk daunnya mirip batok kura-kura dengan warna meran dan corak kotak-kotak
hijau dan kuning. Puring ini termasuk puring yang paling banyak diincar oleh
para penggemar tanaman hias puring.
Gambar berbagai Jenis Puring
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg)
3.
Cara menanam
Puring
Cara menanam Puring yang baik ialah
1.
Syarat media tumbuh.
Media tumbuh yang baik harus mampu mengikat dan
menyimpan air dan hara dengan baik, memiliki sistem sanitasi, aerasi dan
drainase yang baik, sehingga tidak menjadi sumber penyakit dan bersifat tahan
lama. Jangan sampai kondisi media tanam tersebut terlalu lembab.Komposisi media
tumbuh puring bisa terdiri atas tanah merah, humus daun, sekam bakar, pupuk
kandang dan bambu.
2.
Penyiraman.
Puring akan tumbuh baik bila kebutuhan air tercukupi. Penyiraman dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore jika kondisi panas, atau dua hari sekali jika kondisi hujan, atau jangan disiram jika kondisi media masih basah. Kelebihan air bisa menyebabkan akar busuk yang ditandai dengan rontoknya daun-daun muda.
Puring akan tumbuh baik bila kebutuhan air tercukupi. Penyiraman dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore jika kondisi panas, atau dua hari sekali jika kondisi hujan, atau jangan disiram jika kondisi media masih basah. Kelebihan air bisa menyebabkan akar busuk yang ditandai dengan rontoknya daun-daun muda.
3.
Pencahayaan.
Cahaya dianggap mampu membuat warna puring menjadi lebih cerah. Puring yang kurang cahaya warnanya akan memudar. Oleh karena itu, ada baiknya pemilik tanaman memenuhi kebutuhan tanaman ini akan cahaya matahari secukupnya. Bila puring dijadikan tanaman hias indoor, setiap sepekan sekali puring dikeluarkan agar kebutuhan akan panas atau cahaya matahari bisa tercukupi.
Cahaya dianggap mampu membuat warna puring menjadi lebih cerah. Puring yang kurang cahaya warnanya akan memudar. Oleh karena itu, ada baiknya pemilik tanaman memenuhi kebutuhan tanaman ini akan cahaya matahari secukupnya. Bila puring dijadikan tanaman hias indoor, setiap sepekan sekali puring dikeluarkan agar kebutuhan akan panas atau cahaya matahari bisa tercukupi.
4.
Pemupukan.
Pemupukan bisa dilakukan melalui akar atau daun, setiap tiga bulan sekali. Pemupukan melalui akar dengan cara disiram atau ditabur di atas media sedangkan pemupukan melalui daun dengan penyemprotan. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan jenis pupuk. Saat melakukan pemupukan, ada baiknya juga disertai dengan penggantian media tanam
Pemupukan bisa dilakukan melalui akar atau daun, setiap tiga bulan sekali. Pemupukan melalui akar dengan cara disiram atau ditabur di atas media sedangkan pemupukan melalui daun dengan penyemprotan. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan jenis pupuk. Saat melakukan pemupukan, ada baiknya juga disertai dengan penggantian media tanam
Cara menanam puring baik ditanam di media
tanah langsung, akan tetapi bisa juga di dalam pot. Untuk menanam di dalam pot,
sebaiknya menggunakan campuran tanah, humus, dan pasir dengan perbandingan 1 :
1 : 1. Kemudian, masukan bibit pada pot yang sudah diisi dengan media tanam
tadi. Puring jika sering dipangkas akan cepat lebat dan kelihatan indah
menarik, dan perawatan puring sangat mudah cukup dengan menyiramnya setiap hari.
Puring dapat dikembang biakan dengan cara di stek dan di cangkok
4.
Media Tanam yang cocok untuk Puring
Media tanam yang cocok untuk puring
ialah :
a.
Tanah Merah
Media tanah merah memang banyak dipakai pekebun puring.Tanah merah
dipilih karena puring dianggap tanaman bandel. ‘Di tanah merah lapisan bawah
(seperti di pemakaman) pun dapat tumbuh.
Puring pun mampu beradaptasi di tanah liat hingga berpasir. Tanah liat
mengikat air dengan kuat, tapi sulit dilewati air. Sebaliknya tanah berpasir
kurang mengikat air, tapi mudah dilewati air.Lantaran bandel, banyak kolektor
dan pekebun meniru media tumbuh puring di alam untuk penanaman di pot tanpa
modifikasi sama sekali. Lazimnya mereka membuat campuran 50-80% tanah merah dan
sisanya pupuk kandang atau kompos. ‘Padahal kondisi mikro di pot dengan di
lahan berbeda,. Di pot jumlah air, hara, dan udara serba terbatas. Karena itu
dibutuhkan media porous, artinya mudah memegang air sekaligus gampang dilewati
air. Bila media terlalu kuat mengikat air, daerah perakaran becek sehingga akar
gampang busuk. Sebaliknya bila terlalu mudah dilewati air, daerah perakaran
kering.Media terlalu basah atau kering berisiko kematian bagi puring muda yang
baru dipindahkan.
b.
Campuran Cocochip/Potongan Sabut
Kelapa
Media campuran cocochip alias potongan sabut kelapa, humus bambu, dan
tanah merah dengan komposisi 60:15:25. Tanah merah tetap digunakan karena
berperan mengikat akar. ‘Bila media tak mengikat akar, tanaman gampang roboh.
Agar tanin pada cocochip hilang, pastikan sebelum dipakai direndam air selama
seminggu, lalu dikeringkan, humus bambu kaya hara makro dan mikro yang siap
dipasok ke tanaman saat dibutuhkan. ‘Humus memiliki sifat mengikat hara agar
tak mudah tercuci, tapi dapat diserap tanaman saat dibutuhkan. Bobot jenis
bahan organik pun lebih rendah ketimbang tanah merah sehingga humus bambu lebih
ringan.
Prinsipnya porous dan harus banyak tersedia sehingga mudah didapat.
Artinya, bahan lain yang sudah lazim seperti arang sekam, pupuk kandang, dan
pasir bisa digunakan. Arang sekam matang mudah mengikat air, tidak mudah lapuk,
dan tidak gampang menggumpal. Peran pasir agar campuran media porous.
5.
Hama dan Penyakit yang menyerang Puring
Ø
Hama
Beberapa
hama utama pada Puring adalah Mealibug, thrips dan kutu merah. Sedangkan
penyakit utama pada croton adalah busuk batang dan busuk pucuk. Serangan
Mealibug ditandai dengan adanya hama berwarna putih dilindungi tepung pada daun
atau pada batang. Biasanya serangan dimulai pada pucuk muda dan meluas pada
daun dan batang tua. Mealibug akan menghisap cairan daun, sehingga serangan
berat dapat mengakibatkan daun menguning. Seringkali kemunculan mealibug
diikuti oleh embun jelaga atau noda warna hitam diatas daun. Embun jelaga
adalah jamur yang memakan kotoran mealibug berupa nektar. Jika Mealibug telah
menghilang, maka dengan sendirinya embun jelagapun akan mati.
Pada
beberapa kasus, serangan Mealibug maupun thrips, akan mengakibatkan daun muda
menjadi malformasi atau tumbuh tidak sempurna, mengeriting. Hal tersebut dapat
terjadi karena kedua hama tersebut dapat menjadi vektor atau perantara virus.
Virus keriting daun atau Tobaco Mozaic Virus adalah virus yang masuk kedalam
daun dengan perantara hama, dan selanjutnya mempengaruhi protein dan
mengakibatkan jaringan tumbuh tidak normal. Serangan virus pada stadium awal,
dapat diobati dengan memotong tangkai tanaman yang telah terserang dan dibakar.
Namun jika serangan sudah meluas, biasanya keriting tidak hanya menyerang daun
muda tetapi akan menjalar ke daun dibawahnya dan menjadi sulit untuk dihentikan
(Budiarto, 2007). Mealibug lebih menyukai tempat yang lembab dan kurang cahaya
matahari, sehingga untuk mengurangi hama tersebut, dapat dilakukan dengan dengan
jarak tanam yang lebih longgar. Jika hama mulai menyebar, dapat dikendalikan
dengan pestisida dari jenis Insektisida.
Misalnya
Diazinon, Pegasus, Schumec, dan metindo (Budiarto, 2007).
Thrips dapat menyerang daun muda maupun bunga dengan cara menghisap cairan jaringan tersebut. Serangan thrips juga dapat diikuti dengan pengeritingan daun akibat adanya virus yang masuk kedalam jaringan tanaman. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Insektisida (Budiarto, 2007). Daun tanaman puring sering berubah dari daun besar atau oval menjadi kecil seperti keriting dan memanjang. Sebagian orang mengira, hal tersebut adalah penyakit oleh virus, tapi sebenarnya adalah respon terhadap kekurangan pupuk. Pemberian pupuk yang seimbang akan mengobati masalah tersebut
Thrips dapat menyerang daun muda maupun bunga dengan cara menghisap cairan jaringan tersebut. Serangan thrips juga dapat diikuti dengan pengeritingan daun akibat adanya virus yang masuk kedalam jaringan tanaman. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Insektisida (Budiarto, 2007). Daun tanaman puring sering berubah dari daun besar atau oval menjadi kecil seperti keriting dan memanjang. Sebagian orang mengira, hal tersebut adalah penyakit oleh virus, tapi sebenarnya adalah respon terhadap kekurangan pupuk. Pemberian pupuk yang seimbang akan mengobati masalah tersebut
Beberapa hama penting yang menyerang tanaman puring adalah
sebagai berikut :
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Kutu putih pada umumnya menempel di daun atau tangkai
bunga pada musim kemarau. Larvanya akan menusuk dan mengikat cairan sel-sel
daun serta mengakibatkan daun berkeriput. Kutu ini dapat diberantas dengan
insektisida seperti Malathion, Diazinon, Orthane, dan metindo dengan dosis
sesuai anjuran pada labelnya.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
Hama ini bersifat poliphag dan menyerang lebih dari 100
jenis tanaman. Tungau betina sekali bertelur kurang lebih 100 butir. Umur satu
generasi mencapai 10 hari pada temperatur 300 C atau 22 hari pada
temperatur 180 C. tungau aktif pada siang hari dan membuat
benang-benang halus. Tungau dewasa berukuran 0,5 mm warnanya kuning pucat
hingga kemerahan. Penyebaran tungau dapat terjadi karena angin yang
menghembuskan hingga berhamburan, ikut bersama daun yang jatuh, melalui pakaian
orang yang lewat didekatnya, alat pertanian, serangga. Hama ini menyerang
tanaman pada musim kemarau yang ditandai dengan adanya bintik-bintik pucat dan
banyak sarang pada daun. Serangan yang berat menyebabkan daun menggulung
berwarna coklat, kemudian bergugur.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
Serangga ini berwarna putih, bentuknya kecil, memiliki
sepasang sayap berukuran 0,5 mm. hama ini terdapat di permukaan bawah daun
menyerang tanaman hingga menimbulkan noda pada daun. Daun yang terserang
berwarna coklat kemerahan seperti terbakar, tepi daun menggulung ke bawah
kemudian mongering. Hama meletakkan telurnya di bagian bawah daun. Pengendalian
hama ini dengan membakar daun-daun yang terserang hama atau tanaman yang
diserang disemprot insektisida Tamaron, Decis, atau Matados dengan konsentrasi
0,2%.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.gif)
Hama ini berkembang pesat jika udara kering dan
temperatursekitar 260 C – 280 C. panjangnya 1 mm – 2 mm,
berwarna hitam, bertelur hingga 50 butir. Lama perkembangan mulai telur sampai
dewasa sekitar 33 hari. Kebanyakan thrips bersifat parthenogenesis. Thrips
menyerang dengan cara menghisap cairan dari permukaan hingga terjadi bercak
berwarna putih seperti perak. Bercak tersebut akan berubah menjadi warna
coklat, kemudian daun mati dan gugur. Serangan yang berat menyebabkan daun menjadi
keriput seperti terserang virus. Pengendaliannya dengan cara menyemprot
insektisida Decis 0,5 cc – 1 cc/liter ait atau Thiodan 2 cc/liter air.
Ø
Penyakit
Penyakit
yang sering muncul adalah busuk batang atau busuk pucuk. Keduanya mudah muncul
saat lingkungan lembab, misalnya pada musim hujan. Tanaman yang kekurangan
pupuk, lebih mudah terkena penyakit. Pemberian pupuk yang seimbang, serta
menambah pupuk dengan unsur Kalium tinggi disaat musim hujan, adalah salah satu
cara pencegahannya. Kalium yang tinggi mengakibatkan jaringan tanaman lebih
kuat dan tidak mudah ditembus penyakit. Karena penyakit ini mudah muncul pada
kelembaban tinggi, maka mengatur jarak tanam juga salah satu cara
mengendalikannya. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan penyemprotan
fungisida (contohnya Dithane M45/Antracol dengan dosis 1 gram/liter air)
Penyakit yang menyerang puring umumnya merupakan gangguan
yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat mata
biasa.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.gif)
Penyakit ini menyerang tanaman pada
malam hari yang udaranya lembap, banyak hujan, dan berkabut. Serangan berat
dapat menimbulkan bercak-bercak berwarna kecoklatan, kemudian daun mongering.
Pengendaliannya dengan membuat Drainase media tanam agar air tidak menggenang,
daun-daun yang terserang dipotong dan dibakar dan tanaman disemprot dengan
fungisida Zineb 2%, atau Dithane M-45 sebanyak 2 – 3 gram/liter air.
![*](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOM1~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
Lumut ini menempel pada batang dan
percabangan tanaman yang tidak terkena cahaya matahari. Serangannya tidak
membahayakan, tetapi ganggu kebersihan dan penampilan tanaman karena batang dan
percabangan tampak kotor.
Pengendaliannya yaitu :
ü
Bagian batang yang diserang dipangkas dan dibakar. Cahaya
matahari diusahakan dapat menembus seluruh bagian tanaman.
ü
Lumut pada batang dibersihkan dengan cara dikerok
menggunakan pisau secara hati-hati, jangan sampai kulit batang terluka atau
tergores.
ü
Batang tanaman yang diserang diolesi dengan fungisida
dengan menggunakan kuas, misalnya, Cobox, Zineb, Benlate dan Ridomil dengan
konsentrasi 2%.
.
Sekian
dan
Terima Kasih
Selamat Membaca
Semoga Bermanfaat
Created by:
Angela Kurniawati joice paila
Makasih ya atas informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan kita semua
BalasHapusSalam kenal dari kolang kaling